Sapta Tirta


Matesih menuju Astana Giribangun, Mangadeg, Girilayu. Jarak Sapta Tirta dengan Kota Karanganyar sekitar 20 km. Objek wisata ini terletak di kaki Gunung Lawu berhawa sejuk, dengan latar belakang hutan pinus Argotiloso. “Sapta Tirta ini mempunyai kaitan erat dengan sejarah perjuangan Pangeran Raden Mas Said melawan VOC, tahun 1741 sampai 1757″, Maksud dari nama Sapta Tirta, Sapta artinya tujuh, Tirta artinya air kemudian di satukan menjadi tujuh mata air di Desa Pablengan. Keunikan tujuh mata air di obyek wisata ini berkumpul di satu areal + 2 hektar. Jarak satu mata air yang satu dengan mata air yang lain, paling dekat kurang lebih 5 meter, paling jauh kira-kira 15 meter. Ke-7 mata air tersebut mengeluarkan air yang kandungan mineralnya satu sama lain berbeda.



Ketujuh sumber air tersebut adalah:
  • Sumber Air Bleng
Airnya rasa asin. Biasanya orang mengambil air di sumber ini untuk membuat karak, atau semacam krupuk yang bahan bakunya dari beras atau nasi.
  • Sumber Air Hangat
Airnya terasa hangat, biasanya untuk mandi sekaligus untuk mengobati berbagai penyakit kulit, misalnya gatal-gatal. Juga bisa untuk mengobati rematik.
  • Sumber Air Kasekten
Kata kasekten dari kata sakti. Air dari sumber ini dipercaya bisa menambah kekuatan, kesehatan, atau untuk mensucikan jiwa raga.
  • Sumber Air Hidup
Air hidup boleh untuk mencuci muka. Di percaya, air hidup bisa membuat wajah tampak awet muda.
  • Sumber Air Mati
Air yang keluar dari sumber ini dilarang keras untuk dibuat cuci muka, cuci tangan, apalagi untuk minum. Sumber Air Mati tidak pernah bertambah atau berkurang.
  • Sumber Air Soda
Air dari sumber ini rasanya seperti soda. Air soda ini bisa untuk obat berbagai penyakit dalam, misalnya sakit ginjal, lever, gula, juga TBC.
  • Sumber Air Urus-urus.
Air dari sumber ini dapat dijadikan urus-urus atau obat cuci perut, atau memperlancar buang air besar.